Oleh: Lusi Anggraini 


Sejenak Menepi

Sepi   

Memilih pergi sejenak dari hiruk pikuk dunia

Menyelam dalam imajinasi dan pikiran


Sepi  

Yang kadang membawa pada   Awan panas,  awan dingin, kadang pada awan mendung

     

Sepi  

Tiada kata yg menghujat  

Tiada kecemasan yg berarti   

  

Sepi  

Kala itu dan sepi kala kini  

Merenung karna itu dan kembali menyepi karna ini   

  

Menyepi  

Dalam diam tidak dapat berkata

Tiada dapat lidah berucap  

Tiada dapat tubuh untuk berucap lewat berekspresi 

  

Sepi  

Mencoba menyelam lagi, lagi, dan lagi, lebih dalam lagi  

Terfikir tentang sesuatu yang telah terjadi, akan terjadi  

Bagaimana tentang hari esok? Kemarin? Dua tahun lalu? masa kecil? Remaja?

Bagaimana keadaan kita untuk hari esok?    


Sepi  

Apakah hari esok akan sama?  

Apakah kemarin itu sebuah kesalahan atau bisa dianggap biasa saja?  

Apakah ada yang bisa membayar kekonyolan yang pernah dialami di masa lalu?  

Adakah mesin penghapus ingatan?

 Jika ada, maka akan tiada alasan untuk mempertahankan ingatan yang membawa penyesalan ini. 

  

Menyepi dari semua kemelut kekhawatiran

Mengangkat tangan di waktu kesunyian kian membawa kelegaan 

Membawa kedamaian kala duka lara, telah tersampaikan pada Sang Pencipta 

Segalanya, terjadi atas takdir-Nya  

Segenap jiwa dan hati ini milik-Nya  

Maka hanya kepada-Nya tempat terbaik untuk mengadu dan meminta

  

Menyepi untuk kembali merenungi setiap tingkah yang berlebihan bahkan telah menyobek banyak hati atau sebuah hati 

Menyepi untuk kembali merenungi, betapa diri telah jauh membelakangi nasehat para tetua


Betapa diri telah menggoreskan catatan amal dari arah kiri 

Betapa lidah telah menyebabkan goresan tinta pada buku arah kiri itu? 

Betapa tangan telah ikut pula menambahkan lagi dan lagi catatan di buku kiri itu hari ini? 


Sudah kemana-mana saja kaki melangkah hari ini? 

Apakah hari ini waktuku hanyalah kesia-sian belaka?  

Apakah hari ini tidak ada waktu yang aku luangkan untuk Tuhan?


Siapakah yang Membuat kamu masih bisa berjalan di dalam waktu itu, kini dan sekarang?

Tidak tahu besok! 

Apakah masih di beri waktu olehnya untuk membawa kita melangkah menjauh dari neraka?                          


 

 

Post a Comment