Puisi Riko Putra 

riko putra puisi

Antarkan berlalu

Kulihat gulungan ombak di sudut matamu
Sekabung harap,kubawa sepuntung keramat bersama malam

Telah bertaut tahun; antara menjemput dan mengantar, antara emas dan buih;
Menepi.
Kau sesap pantai yang terus basah
Kubutir satu-persatuharap, menyatukan dan mengalungkan kasih di lehermu yang ranum
Menutup tangismu yang rekah

O, cinta laut terlalu luas!
Tidak selesai kita seberangi jika biduk tidak dikayuh!

Padang

Ingin bertani

Aku ingin bertani seperti ayah dan ibu
Menabuhkan benih di pipimu yang lebar, memupuk dan menyiramnya. Mengakar ke jantung hati
Dimatamu aku ingin berkaca sebagai pejuang

Aku ingin bertani seperti ayah dan ibu
Menyemai kasih di tubuhmu yanglebam
Mencukupi nutrisi, membunuh kuman-kuman yang menempel di daun telinga tentang harga penen rendah

Aku ingin bertani seperti ayah dan ibu
Bahagia adalah rezekiyang di petik keluarga

Padang


01 01 21
1/

Pagi ini aku ingin mandi bersih

Membersihkan debu bandel di tubuh
Membersihkan amis ikan karang yang menempel
2/
Pagi ini aku ingin mandi bersih
Karena Jumat, mendoakan ayah dan ibu;
Ayah jalan pulang paling rindu, ibu rumah pulang paling teduh
3/
Pagi ini aku ingin membersihkan segala kotor
Cecaran merah di bibir, luka lama di dada,
Serta mengulang segala yang kurang

Padang

Aku padamu

Kau tidak cantik,
Aku saja suka lirik serta tidak bosan.
“ini bahaya”

Kadang aku kesal mengenangmu,
Resah mengingat,letih berlaju bersama angan. Dan cintaku lebih besar!
“kata siapa”

Maaf aku yang lebih suka ikat rapi tali sepatumu ketimbang pegang erat tanganmu saat kita jalan,
Tapi kita jalan bukan?”

Padang

Tas samping

Tas samping kaubawakan
Terletak di kursi depan makan malam
Antara gelas-gelas cantik dan menu makan,
Kau letakkan rindu antaranya
Menemani, mendengarkan, dan menjaga surat-surat cinta dengan baris-baris indah jalanku pulang
“Kukalungkan ke badan, setiamu pelukku erat”

Pariaman


Riko Putra, lahir 14 Mei 1998 di Koto Panjang, Lintau. Tamatan Filsafat Islam IB Padang,bergiat di taman baca Kelinci Sakti, aktif menulis puisi di media cetak dan Online.




Post a Comment